Jumat, 30 Oktober 2009

Ya ALLAH...

Aku berdoa untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku.

Seorang yang sungguh mencintaiMu lebih dari segala sesuatu.

Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.

Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMu.

Wajah cakep dan daya tarik fisik tidaklah utama.

Yang terpenting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan rahmatMu serta memiliki keinginan untuk menjadi seperti Engkau (meneladani sifat-sifat agungMu) dan RasulMu.

Ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidaklah sia-sia.

Seseorang yang bukan hanya memiliki otak yang cerdas tetapi juga hati yang bijak.

Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku.

Seorang pria yang tidak hanya memujaku tapi juga dapat menasehatiku ketika aku berbuat salah.

Seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tetapi karena hatiku.

Seorang pria yang dapat manjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi.

Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika berada di sebelahnya.

Aku tidak meminta seorang yang sempurna, namun aku meminta seorang yang tidak sempurna sehingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu.

Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.

Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.

Seseorang yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya.

Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.

Aku juga meminta...

Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat pria itu bangga.

Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan cintaMu bukan mencintainya dengan sekadar cintaku.

Berikanlah sifatMu yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMu bukan dari luar diriku.

Sabtu, 03 Oktober 2009

Mata Mati

Semua yang kulihat tak jelas
Semua yang kupandang berbayang

Baru sedikit nikmat yang Kau ambil
Diriku sudah letih

Meski ini sudah lama kualami
Tapi mengapa baru kini kusadari